Teks

Selamat datanng di Blog BEM Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Untuk saran silahkan dapat dikirimkan ke Email kami: bemf.ushuluddin_uinjkt@yahoo.co.id

Kamis, 17 Mei 2012

BEM Fakultas Ushuluddin: Berita

BEM Fakultas Ushuluddin: Berita: Berita Duka Innalilahi wa inna ilahi rajiun.......... Segenap pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Turut berduka cita dan berbela sungkawa ...

Jumat, 11 Mei 2012

Homoseksual, Gay dan Lesbian dalam Perspektif al-Qur'an


Pendahuluan
Orientasi seks menyimpang yang terjadi akhir-akhir ini menyedot perhatian masyarakat. Bermacam kasus bermunculan disebabkan karena perilaku seks yang menyimpang dan dampaknya. Misalnya kasus  pembunuhan yang menjerat seorang laki-laki dari jombang jawa timur, Ryan, beberapa waktu lalu yang terang-terangan tanpa malu menyatakan bahwa dirinya adalah seorang homoseks. Penyimpangan seksual yang kian marak di masyarakat adalah fenomena sosial yang tidak hanya berdampak buruk terhadap anak-anak dan para remaja yang sedang menginjak usia pubertas, tetapi juga bagi orang dewasa. Gaya hidup dan seks bebas menjadi salah satu alasan mengapa tingkat penyimpangan seks di masyarakat kian bertambah.

Dari Mana Harus Memulai Perubahan?

Perubahan : Hanya wacana?
Fakultas Ushuluddin menjadi jantungnya UIN, demikian salah satu semangat perubahan yang didengungkan oleh Dekan Fakultas Ushuluddin, Prof. Dr. Zainun Kamaluddin dalam beberapa kesempatan. Semangat perubahan ini sangat beralasan karena ushuluddin memiliki jurusan yang focus pada sumber utama umat Islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadist. Sebuah jurusan yang seharusnya menjadi referensi atau pijakan utama bagi jurusan-jurusan yang lain. Hal ini, karena setiap penjelasan dalam berbagai disiplin ilmu selalu mengait-ngaitkan dengan ayat-ayat al-Qur’an atau Hadis. Sedangkan jurusan yang benar-benar mengupas al-Qur’an dan Hadis mulai cara baca tekstualnya sampai pada teori-teori memahami bahkan teori mengungkap makna batin al-Qur’an dan Hadist hanya jurusan Tafsir Hadis.

Kamis, 10 Mei 2012

Alam yang Abadi dan Tuhan yang Azali

Oleh Hairus Saleh

Mahasiswa Aqidah Falsafah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Kuliah Bersama Prof. Mulyadi Kartanegara)
Failasuf mengatakan bahwa yang azali hanya Allah. Tetapi yang abadi banyak. Allah mengatakan al awwalu wal akhiru maksudnya Allah tidak punya permulaan dan tidak punya akhir. Waddhahiru, maksudnya Jalluddin Rumi mengatakan bahwa alam ini adalah Tuhan dalam penyamaran zat, indifgai, artinya bahwa realitas tidak bisa dipisahkan dengan hubungannya dengan Tuhan. Ibarat cermin maka dialah gambar yang ada di cermin yang memantulkan wajah Tuhan. Dan itu bukanlah Tuhan, ia adalah tajalli atau manifestasi Tuhan.